Kepentingan Profesional
&
Kepentingan Publik
* LANDASAN KEPENTINGAN PROFESIONAL
Kita tahu bahwa profesional harus bertindak
demi kepentingan klien. Profesional memiliki tanggungjawab yang besar terhadap
janji mereka kepada para klien. Pertama, klien hanya perlu mempercayai
profesional, artinya klien hanya perlu percaya bahwa profesional itu sanggup
dan mampu memberi bantuan yang sesuai dengan harapan mereka. Namun hal tersebut
mulai menghilang karena kesanggupan profesional untuk meningkatkan
kesejahteraan klien tidak lagi menjadi motivasi utama profesional. Para
profesional hanya mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri. Kedua, seorang
klien berhak untuk bertanya apakah setiap keputusan yang diambil oleh profesional
bermanfaat dan sesuai bagi klien atau tidak. Dua poin di atas cukup memberi
alasan kepada kita apakah motivasi lain bisa mendorong profesional tertentu,
seperti keinginan untuk mendapatkan uang banyak, cinta kasih terhadap umat
manusia, dan keinginan untuk memberi kegembiraan kepada orang lain sejalan
dengan legitimasi profesional; dan jika tidak, apakah ada suatu motivasi
profeional yang pada dirinya sendiri sejalan dengan legitimasinya.
Seorang klien harus dikonsultasikan, artinya
menginstrumentalkan praktek berarti mengurangi status klien sebagai pribadi
yang dibantu agar mereka dapat membantu diri sendiri dan menjadikan klien itu
sebagai objek yang ditindaki. Bila motivasi profesional merupakan hal yang
ekstrinsik pada kegiatan yang dilakukan, maka legitimasi profesional menjadi
problematis, hakikat profesional dipersempit menjadi ahli atau pemberi
pelayanan berdasarkan kontrak. Bila praktek hanya merupakan masalah sarana
untuk sesuatu di luar praktek, maka orang yang menjalani praktek tidak
memusatkan perhatian kepada kepentingan klien yang sifatnya pribadi, khusus,
dan khas.
Cara-cara yang digunakan dalam praktek
professional yang secara intrinsik menguntungkan :
1. Keuntungan bagi orang yang menjalankan praktek
dapat dinikmati oleh semua profesonal sebagai profesional.
2. Kebaikan bisa menjadi sesuatu yang khusus bagi
profesi tertentu.
Kegiatan kaum profesional secara
intrinsik memuaskan, secara perorangan mereka mendapat bagian dalam kebaikan
khusus yang sama, yang mereka usahakan demi kebaikan klien. Keuntungan ini
tidak seperti kemasyuran/uang. Tetapi kebaikan ini bukan satu-satunya kebaikan
yang diwujudkan oleh para professional yang menjalankan praktek dengan
berdasarkan janji. Disamping kebaikan ini, mereka mendapatkan kebaikan secara
formal.
Pertanggungjawaban dan pengawasan
jelas merupakan pengertian yang saling berhubungan. Kebaikan dalam kepentingan
professional bersifat individual dan tidak dapat dicapai tanpa kerja sama yang
baik dengan klien. Namun ketergantungan ini berarti bahwa professional
mempunyai cara untuk membatasi keterlibatan dengan orang yang pasif dalam
hubungan perkerjaan atau badan usaha. Sebagai seorang ahli/professional
biasanya menggunakan kecakapannya menurut apa yang dilihatnya.
Tidak semua pemberi pelayanan
berdasarkan keahlian atau kontrak telah disumpah dapat dengan sah mengajukan
tuntutan untuk bekerjasama dengan klien. Membuat klien mengakui tanggungjawab
merupakan setengah dari masalah kepentingan professional. Tambahan pula
kepercayaaan public kepada kaum professional sebagian besar tergantung kepada
kemamuan pada kaum profesi tertentu menunjukkan keprofesionalannya.
Professional harus kuat teguh berdiri di atas landasan dan berjalan dalam
koridor pertanggungjawaban yang dituntut oleh profesionalitasnya, tidak kurang
dan tidak lebih.
Seorang profesional adalah orang yang menyadari betul arah kemana ia
menjurus, mengapa ia menempuh jalan itu, dan bagaimana caranya ia harus
menuju sasarannya. Ia menyenangi pekerjaannya karena ia bisa
mengerjakannya dengan baik. Ia mengerjakannya dengan baik oleh karena ia
menyenangi pekerjaan itu. Seorang profesional adalah seorang yang
senantiasa siap siaga dengan gagasan bila diperlukan, ditambah dengan
selusin gagasan lainnya sekalipun tidak ada orang yang meminta
daripadanya. Ia adalah seorang yang mau bekerja keras untuk mencapai
tujuannya, dan tetap juga tidak kehilangan semangat kerja keras itu
dalam tugasnya.
Seorang professional adalah seseorang yang gairah kerjanya sangat
mengagumkan. Ia adalah seorang yang realistis, yang menyadari
kemungkinannya membuat kesalahan. Akan tetapi ia cukup bijaksana pula
untuk tidak membuat kesalahan yang sama sampai dua kali Kepentigan Profesional itu terjadi karena disebakan adanya suatu masalah yang berbeda-beda antara kepentingan yang satu dengan lainnya. Masalah yang timbul dalam kepentingan profesional antara lain meliputi :
1. Kewenangan Profesional diinginkan
2. Kemustahilan mengadakan kontrak dengan klien yang tidak sejajar
3. Disiplin klien diperlemah
4. Bayaran mengaburkan tujuan interaksi profesional klien
5. Kontrak merongrong pelatihan praktis
Jadi kebanyakan orang yang mementingkan kepentingan kepentinga profesional adalah orang yang hanya memikirkan kepentingan komunitasnya. Karena dalam pemikiran individu seperti ini yang dia utamakan adalah komunitasnya.
Jika sudah ada kepentingan profesional yang hanya menjunjung kepentingan dari suatu komunitas maka di Publik akan mengalami penipuan/ dampak negatif dari kelompok profesional.
Jadi banyak terjadi pandangan negatif jika kepentingan profesional itu lebih didahulukan.
Kepuasan Profesional Pada Umumnya
Kegiatan kaum
professional secara intrinsik memuaskan, secara perorangan mereka mendapat
bagian dalam kebaikan khusus yang sama, yang mereka usahakan demi kebaikan
klien. Keuntungan ini tidak seperti kemasyuran/uang. Tetapi kebaikan ini bukan
satu-satunya kebaikan yang diwujudkan oleh para professional yang menjalankan
praktek dengan berdasarkan janji. Disamping kebaikan ini, mereka mendapatkan
kebaikan secara formal.
Pertanggungjawaban dan
pengawasan jelas merupakan pengertian yang saling berhubungan. Kebaikan dalam
kepentingan professional bersifat individual dan tidak dapat dicapai tanpa
kerja sama yang baik dengan klien. Namun ketergantungan ini berarti bahwa
professional mempunyai cara untuk membatasi keterlibatan dengan orang yang
pasif dalam hubungan perkerjaan atau badan usaha. Sebagai seorang
ahli/professional biasanya menggunakan kecakapannya menurut apa yang
dilihatnya.
Tidak semua pemberi
pelayanan berdasarkan keahlian atau kontrak telah disumpah dapat dengan sah
mengajukan tuntutan untuk bekerjasama dengan klien. Membuat klien mengakui
tanggungjawab merupakan setengah dari masalah kepentingan professional.
Tambahan pula kepercayaaan public kepada kaum professional sebagian besar
tergantung kepada kemamuan pada kaum profesi tertentu menunjukkan
keprofesionalannya. Professional harus kuat teguh berdiri di atas landasan dan
berjalan dalam koridor pertanggungjawaban yang dituntut oleh
profesionalitasnya, tidak kurang dan tidak lebih.
* Kepentingan Profesional &Publik
Kepentingan Publik bisa diartikan sebagai kepentingan masyarakat awam. Masyarakat yang hanya mengerti suatu hal secara umum atau dengan kata lain dengan tidak mengerti apa - apa.
Usaha yang dilakukan untuk menyatakan
syarat-syarat hubungan yang benar antara kaum profesional dan masyarakat luas
dimana kaum profesional menjalankan praktek, yaitu :
1. Berhak bertindak sebagai pelaku khusus untuk
kepentingan klien dan sebagai akibatnya diatur oleh norma-norma yang berbeda
dari norma-norma umum.
2. Tidak mempunyai hubungan moral khusus dengan
klien mereka, tetapi terikat oleh norma-norma moral yang sama dan berlaku umum
dalam masyarakat.
3. Mempunyai kewajiban moral kepada klien yang
khusus tetapi telah ditetapkan sesuai dengan norma-norma moral yang mengikat
semua anggota masyarakat.
Tiga model hubungan profesional dan masyarakat
:
1. Kepentingan umum dikembangkan melalui
pengabdian profesional yang khusus dan penuh semangat kepada klien secara
perorangan
Kaum profesional menjadi
pelayan kebaikan masyarakat yang paling etis dan paling baik bila dengan
semangat mereka memperjuangkan kepentingan klien sebagai individu yang menjadi
bagian dari suatu masyarakat. Freedman mendukung kesetiaan yang baik terhadap
klien. Freedman mengetahui bahwa tindakan satu orang pengacara akan membawa
akibat pada perkara pihak lain, dan ia menyatakan bahwa kekuasaan negara selalu
melebihi kekuasaan klien yang dibela sehingga hak-hak klien yang dibela itu
tidak akan secara cukup dilindungi jika pengacara tidak diberi kebebasan untuk
bertindak sebaik-baiknya bagi orang-orang yang dibela. Pendirian Freedman dapat
dilihat sebagai pedirian hukum “tradisional” yang hanya mengembangkan pandangan
sang ahli hukum, Blackstone: “kepentingan/kebaikan masyarakat secara esensial
tidak lebih penting daripada perlindungan hak-hak pribadi setiap orang.”
Para profesional
mengetahui bahwa kesetiaan mereka kepada klien perorangan dibatasi oleh
keinginan orang lain juga untuk mendapatkan bagian dari kebaikan yang dikembangkan
oleh profesional. Kesetiaan khusus kepada klien kadang-kadang memang
mengakibatkan kerugian langsung kepada anggota masyarakat lain. Kerugian
semacam itu tidak dapat dipadukan dengan fakta bahwa pernyataan public
profesional menyanggupkan mereka untuk meningkatkan kebaikan/kepentingan semua
klien potensial, justru klienlah yang akan dirugikan jika profesional secara
eksklusif hanya setia pada klien aktual.
2. Moralitas profesional sama dengan moralitas
biasa, moralitas publik
Kaum profesional
tidak wajib menjaga kesetiaan khusus kepada klien mereka. Pada kenyataannya
mereka sama sekali tidak memiliki hubungan moral khusus dengan klien. Filsuf
Alan Goldman berpendirian bahwa, moralitas profesional, seperti “moralitas
biasa” harus terdiri dari penghormatan pada hak-hak kepada semua manusia otonom
dan rasional. Oleh karena itu, jika seorang klien mengakui bahwa ia telah
melakukan kejahatan dan orang lain yang tak bersalah menjalani hukuman karena
kejahatan itu, pengacara harus mengungkapkan informasi ini untuk melindungi
pihak ketiga.
Kesimpulannya:
pendekatan universalis itu lemah karena mengabaikan hubungan khusus dimana
orang-orang berada dalam kaitan satu sama lain berdasarkan tindakan di masa
lampau dan kesanggupan public serta karena pendekatan itu cenderung melupakan
bahwa hubungan profesional klien merupakan hubunan dua arh yang berpusat dalam
pengembangan suatu kebaikan khusus tertentu. Tidak ada orang yang harus menjadi
profesional. Mereka secara sah dimotivasikan berbuat demikian karena mendapat
kepuasan intrinsic dari pengembangan kebaikan. Pendekatan hak-hak universal
keliru dalam mewajibkan kaum profesional untuk melakukan tindakan destruktif
bagi sifat dapat dipercaya dan kemungkinan untuk praktek yang memuaskan.
3. Etika profesional sebagai ungkapan berlakunya
moralitas publik yang dilembagakan
Hal ini mengakui
pentingnya kesetiaan profesional kepada klien. Pandangan ini melihat profesi
sebagai cara masyarakat yang dipilih dan dilembagakan.
13510160004 / Regina Helsa Kresnajaya
DIV Komputer Multimedia